Jumat, 02 Januari 2015

Artikel


MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI LOGARITMA PADA SISWA KELAS X SMA/MA DENGAN STRATEGI EKSPOSITORI

Sufia Septiana Dewi

Jurusan Tadris matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

ABSTRAK

Penulisan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA/MA tentang materi logaritma menggunakan strategi ekspositori. Strategi ini merupakan strategi yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa. Langkah-langkah dalam strategi ini Pertama, guru menyampaikan materi sifat-sifat logaritma pada siswa kelas X SMA/MA. Kedua, guru membagi siswa ke dalam lima kelompok, kemudian memberikan soal yang berbeda pada setiap kelompok. Ketiga, Guru berkeliling dan menghampiri setiap kelompok guna untuk menanyakan kesulitan-kesulitan siswa pada setiap kelompok dalam memahami materi logaritma. Keempat, setiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Kelima, guru memperhatikan serta membenarkan atau menambah penyampaian materi dari kelompok tersebut. Keenam, guru menjelaskan kembali cara pengerjaan soal yang telah diberikan kepada siswa. Ketujuh, guru memberikan kesimpulan diakhir pertemuan.

Kata kunci: strategi ekspositori, penyampaian, logaritma.

ABSTRACT

This research aims to improve the understanding of the tenth grade of Senior High School on logarithmic material using expository strategy. This strategy is a strategy that emphasizes the process of delivering verbal material from a teacher to a group of students. The steps in this strategy are; First, the teacher presents the material of logarithms in the class. Second, the teacher divides the students into five groups and she/he gives different matter for each group. Third, teacher walks around and approaches each group in order to ask the difficulties of students in each group to understand the material of logarithm. Fourth, each group comes forward to present the results of each group's discussion. Fifth, teacher observes and confirms that their work is correct or teacher adds the material if it is needed. Sixth, the teacher reiterates about the way of finishing the tasks which has been given to the students. Seventh, the teacher gives a conclusion it the end of the meeting.

Keywords: expository strategy, delivery, logarithms.

PENDAHULUAN
Secara sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dengan penalaran yang bersifat deduktif asiomatik sekalipun kadang perlu ditempuh dengan pola induktif sesuai dengan perkembangan intelektual. Matematika juga sebagai ilmu atau pengetahuan dengan berbagai contoh penggunaannya dalam mengembangkan mata pelajaran lain dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian matematika merupakan disiplin ilmu yang memiliki karakteristik tertentu jika dibanding dengan ilmu lainnya. Karena karakteristiknya itu maka pembelajaran matematika di sekolah memerlukan strategi, strategi maupun teknik mengajar khusus pula.
Penggunaan strategi akan menghasilkan kemampuan yang sesuai dengan karakteristik strategi tersebut. Strategi mengajar matematika yang efektif, tepat pemilihannya sesuai dengan pokok bahasan matematika tertentu akan meningkatkan daya serap peserta didik dalam belajar matematika. Strategi mengajar yang dipergunakan pendidik membawa peserta didik kepada pengembangan kemampuan dan potensi rasional/nalar dalam dirinya. 
Strategi mengajar matematika merupakan cara yang dapat digunakan untuk membelajarkan suatu bahan pelajaran yang dalam realisasinya diperlukan satu atau lebih teknik. Setiap strategi mempunyai kelebihan, kelemahan, dan teknik yang disarankan. Tidak ada satu pun strategi mengajar yang berlaku untuk semua materi pokok bahasan matematika baik untuk satuan pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:6).
Dewasa ini guru lebih tertarik menggunakan strategi ekspositori. Strategi pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang berpusat pada guru. Strategi ekspositori  sama seperti strategi ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Karakteristik khusus dari model pembelajaran ekpositori adalah guru lebih mendominasi kegiatan, yaitu guru mengontrol alur pelajaran dengan menyampaikan informasi dan mendemonstrasikan penyelesaian suatu soal.
Pada strategi ekspositori, guru juga dapat mengajukan pertanyaan, merespon pertanyaan yang diajukan siswa, dan meningkatkan diskusi kelas dan komentar-komentar selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dominasi guru dapat dikurangi. Sehingga dalam pembelajaran matematika siswa dapat lebih memahami materi dengan lebih jelas.
Salah satu cara yang dapat dilakukan pengajar agar materi dapat diterima dengan baik oleh siswa yaitu dengan memberikan latihan soal-soal, baik soal cerita maupun soal objektif. Kurang jelasnya konsep-konsep yang diajarkan di kelas, dapat menyebabkan siswa menjadi malas belajar matematika. Agar siswa dapat lebih memahami materi-materi yang diajarkan di kelas maka dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan strategi yang salah dapat menghambat tujuan pendidikan yang diinginkna. Efek sampingnya adalah rendahnya kemampuan nalar siswa dalam pembelajaran matematika.
Sebagian besar siswa telah memandang pelajaran matematika sebagai momok, mulai dari sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas, mereka telah berfikir bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dengan materi-materi yang rumit seperti trigonometri, defferensial, maupun integral.
Sama halnya dengan materi logaritma yang telah diberikan di kelas X SMA/MA semester ganjil. Banyak siswa yang masih belum memahami sifat-sifat operasi dasar logaritma sehingga mengakibatkan sulitnya dalam pengerjaan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat logaritma. Oleh karena itu, untuk memahamkan siswa dalam pengerjaan guru menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan mengunakan strategi pembelajaran ekspositori, guru dapat menjelaskan materi secara umum dan khusus kepada suatu kelompok siswa atau individu siswa yang kurang memahami materi logaritma secara terperinci.

KAJIAN TEORI
A.      Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Terdapat empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil beajar mengajar yang dilakukan itu. Tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
Kedua, memilih pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
Ketiga, memilih menetapkan prosedur, strategi, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Perlu dipahami bahwa suatu strategi hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagi strategi atau mengombinasikan beberapa strategi yang relevan.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:7)
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-substansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika akan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksud dengan entering behavior siswa.
Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan:
1.      Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa yang akan diajar.
2.      Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa yang bersangkutan.
3.      Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang akan diajarkan.
4.      Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:12).  
B.       Strategi Ekspositori
1.         Konsep Strategi Ekspositori
Strategi ekspositori pada mulanya dikenal sebagai strategi pembelajaran yang berpusat di guru, siswa tidak banyak aktif dalam interaksi antara guru dan murid. Kemudian ekspositori berkembang menjadi suatu cara pembelajaran di mana dominasi guru berkurang, siswa menjadi aktif sehingga pusat pembelajaran ada pada siswa (Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:272).
Strategi ekspositori adalah strategi yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menutut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajarn adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Strategi ekspositori akan efektif manakala:  
a.         Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview). Materi yang disampaikan adalah materi dasar seperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktivitas, dan lain sebagainya.
b.        Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
c.         Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan.
d.        Apabila siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
e.         Apabila guru mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah (low achieving students).
f.         Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa, misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan (Wina Sanjaya, 2011:180).
2.         Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori
Dalam penggunaan strategi ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu :
a.       Berorientasi pada Tujuan
Sebelum strategi ini diterapkan, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
b.      Prinsip Komunikasi
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh dan sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Sebagai suatu strategi yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan (Wina Sanjaya, 2011:181)
c.       Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dirinya dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang diberikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Oleh karena itu, sebelum kita menyampaiakn informasi terlebih dahulu kita yakinkan apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan disampaikan atau belum, kalau seandainya belum maka terlebih dahulu harus kita selesaikan dahulu file yang akan menampung setiap informasi yang akan kita sampaikan.
d.      Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
3.         Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori
a.       Rumuskan Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan adalah langkah utama yang harus disiapkan guru. Tujuan yang spesifik, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.
Sering terjadi proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan pembahasan yang dilakukannya sehingga materi pelajaran menjadi melebar, tidak fokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas, hal ini tidak akan terjadi. Sebab tujuan yang akan dicapai akan menjadi faktor pengingat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
b.      Kuasai Materi pelajaran dengan Baik
Penguasaan materi dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akan akan membuat kepercayaan diriguru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas bergerak; berani menatap siswa; tidak takut dengan perilaku-perilaku siswayang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran; dan lain-lainnya.
Agar guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam penyajian agar tidak melebar Wina Sanjaya, 2011:184).
c.       Kenali Medan dan Berbagai Hal yang Dapat Memengaruhui Proses Penyampaian
Beberapa hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya, pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi, misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa, dan lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan, baik manyangkut luas dan besarnya ruangan, pencahayaan , posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a.         Persiapan (preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan ini adalah:
1)        Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
2)        Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3)        Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
4)        Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b.        Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipiirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
c.         Korelasi (Correlationi)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d.        Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yng telah disajikan. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Dengan demikian, siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya pertama, dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan.
e.         Mengaplikasikan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
4.         Keunggulan dan Kelamahan Strategi Ekspositori
a.       Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1)        Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)        Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)        Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) rentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)        Strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar (Wina Sanjaya, 2011:190).
5)        Tepat untuk pemahaman konsep. Operasional, prosedural, fakta, ketrampilan.
6)        Siswa aktif dan senang belajar matematika ketika latihan berkelompok mengerjakan soal yang diberikan guru atau soal dari buku paket.
7)        Guru termotivasi untuk aktif memebimbing dalam latihan berkelompok (Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:273).
b.      Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga  memiliki kelemahan, diantaranya:
1)        Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memilki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2)        Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbdaan gaya belajar.
3)        Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4)        Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas (Wina Sanjaya, 2011:191).
5)        Kecenderungan guru yang berperan dalam proses pembelajaran.
6)        Siswa segan mengemukakan pendapat atau bertanya ketika selesai penyajian.
7)        Siswa malu maju kemuka ketika diminta guru untuk menyelesaikan soal di papan tulis (Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:274).