MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATERI LOGARITMA PADA SISWA KELAS X SMA/MA DENGAN STRATEGI
EKSPOSITORI
Sufia Septiana Dewi
Jurusan Tadris matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
ABSTRAK
Penulisan
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA/MA tentang materi
logaritma menggunakan strategi ekspositori. Strategi ini merupakan strategi
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa. Langkah-langkah dalam strategi ini Pertama, guru menyampaikan materi
sifat-sifat logaritma pada siswa kelas X SMA/MA. Kedua, guru membagi siswa ke dalam lima kelompok, kemudian
memberikan soal yang berbeda pada setiap kelompok. Ketiga, Guru berkeliling dan menghampiri setiap kelompok guna untuk
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa pada setiap kelompok dalam memahami materi
logaritma. Keempat, setiap kelompok
maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Kelima, guru memperhatikan serta
membenarkan atau menambah penyampaian materi dari kelompok tersebut. Keenam, guru menjelaskan kembali cara
pengerjaan soal yang telah diberikan kepada siswa. Ketujuh, guru memberikan kesimpulan diakhir pertemuan.
Kata kunci: strategi ekspositori, penyampaian,
logaritma.
ABSTRACT
This research aims to improve the understanding of the
tenth grade of Senior High School on logarithmic material using expository
strategy. This
strategy is a strategy that emphasizes the process of delivering verbal
material from a teacher to a group of students. The steps in this strategy are;
First, the teacher presents the material of logarithms in the class. Second,
the teacher divides the students into five groups and she/he gives different matter for each group. Third,
teacher walks around and approaches each group in order to ask the difficulties of
student’s in each group to understand the material of
logarithm. Fourth,
each group comes forward to present the results of each
group's
discussion. Fifth, teacher
observes and confirms that their work is correct or teacher adds the material if
it is needed. Sixth, the
teacher reiterates about the way of finishing
the tasks which has been
given to the students. Seventh, the teacher gives a conclusion it the end of the meeting.
Keywords: expository strategy, delivery, logarithms.
Keywords: expository strategy, delivery, logarithms.
PENDAHULUAN
Secara
sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide
atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dengan penalaran yang
bersifat deduktif asiomatik sekalipun kadang perlu ditempuh dengan pola
induktif sesuai dengan perkembangan intelektual. Matematika juga sebagai ilmu
atau pengetahuan dengan berbagai contoh penggunaannya dalam mengembangkan mata
pelajaran lain dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian matematika
merupakan disiplin ilmu yang memiliki karakteristik tertentu jika dibanding
dengan ilmu lainnya. Karena karakteristiknya itu maka pembelajaran matematika
di sekolah memerlukan strategi, strategi maupun teknik mengajar khusus pula.
Penggunaan
strategi akan menghasilkan kemampuan yang sesuai dengan karakteristik strategi
tersebut. Strategi mengajar matematika yang efektif, tepat pemilihannya sesuai
dengan pokok bahasan matematika tertentu akan meningkatkan daya serap peserta
didik dalam belajar matematika. Strategi mengajar yang dipergunakan pendidik
membawa peserta didik kepada pengembangan kemampuan dan potensi rasional/nalar
dalam dirinya.
Strategi
mengajar matematika merupakan cara yang dapat digunakan untuk membelajarkan
suatu bahan pelajaran yang dalam realisasinya diperlukan satu atau lebih
teknik. Setiap strategi mempunyai kelebihan, kelemahan, dan teknik yang
disarankan. Tidak ada satu pun strategi mengajar yang berlaku untuk semua
materi pokok bahasan matematika baik untuk satuan pendidikan dasar, menengah
pertama, dan menengah atas (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:6).
Dewasa ini guru lebih tertarik menggunakan
strategi ekspositori. Strategi pengajaran ekspositori merupakan kegiatan
mengajar yang berpusat pada guru. Strategi ekspositori sama seperti strategi ceramah dalam hal terpusatnya
kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Karakteristik
khusus dari model pembelajaran ekpositori adalah guru lebih mendominasi
kegiatan, yaitu guru mengontrol alur pelajaran dengan menyampaikan informasi
dan mendemonstrasikan penyelesaian suatu soal.
Pada
strategi ekspositori, guru juga dapat mengajukan pertanyaan, merespon
pertanyaan yang diajukan siswa, dan meningkatkan diskusi kelas dan
komentar-komentar selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, siswa dapat
terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dominasi guru dapat dikurangi.
Sehingga dalam pembelajaran matematika siswa dapat lebih memahami materi dengan
lebih jelas.
Salah
satu cara yang dapat dilakukan pengajar agar materi dapat diterima dengan baik
oleh siswa yaitu dengan memberikan latihan soal-soal, baik soal cerita maupun
soal objektif. Kurang jelasnya konsep-konsep yang diajarkan di kelas, dapat
menyebabkan siswa menjadi malas belajar matematika. Agar siswa dapat lebih
memahami materi-materi yang diajarkan di kelas maka dibutuhkan strategi
pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan strategi yang salah dapat
menghambat tujuan pendidikan yang diinginkna. Efek sampingnya adalah rendahnya
kemampuan nalar siswa dalam pembelajaran matematika.
Sebagian
besar siswa telah memandang pelajaran matematika sebagai momok, mulai dari
sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas, mereka telah berfikir bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit dengan materi-materi yang rumit
seperti trigonometri, defferensial, maupun integral.
Sama
halnya dengan materi logaritma yang telah diberikan di kelas X SMA/MA semester
ganjil. Banyak siswa yang masih belum memahami sifat-sifat operasi dasar
logaritma sehingga mengakibatkan sulitnya dalam pengerjaan soal yang berkaitan
dengan sifat-sifat logaritma. Oleh karena itu, untuk memahamkan siswa dalam
pengerjaan guru menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan
mengunakan strategi pembelajaran ekspositori, guru dapat menjelaskan materi
secara umum dan khusus kepada suatu kelompok siswa atau individu siswa yang
kurang memahami materi logaritma secara terperinci.
KAJIAN
TEORI
A.
Strategi
Belajar Mengajar
Secara
umum strategi memiliki pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Terdapat empat masalah pokok yang sangat
penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi
dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil
beajar mengajar yang dilakukan itu. Tujuan pengajaran yang dirumuskan harus
jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
Kedua, memilih
pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk
mencapai sasaran. Satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan
yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
Ketiga, memilih
menetapkan prosedur, strategi, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif. Perlu dipahami bahwa suatu strategi hanya cocok dipakai
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru
hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan
ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan
berbagi strategi atau mengombinasikan beberapa strategi yang relevan.
Keempat, menerapkan
norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang
dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan
tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui
keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:7)
Hasil
kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara
material-substansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior. Tingkat
dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika akan
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksud dengan entering
behavior siswa.
Sebelum
merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar, guru harus dapat menjawab
pertanyaan:
1.
Sejauh mana
batas-batas materi pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui oleh siswa
yang akan diajar.
2.
Tingkat dan
tahap serta jenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan dikuasai oleh siswa
yang bersangkutan.
3.
Apakah siswa
sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang
akan diajarkan.
4.
Berapa jauh
motivasi dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sebelum belajar dimulai
(Syaiful Bahri Djamarah, 2010:12).
B.
Strategi Ekspositori
1.
Konsep Strategi
Ekspositori
Strategi
ekspositori pada mulanya dikenal sebagai strategi pembelajaran yang berpusat di
guru, siswa tidak banyak aktif dalam interaksi antara guru dan murid. Kemudian
ekspositori berkembang menjadi suatu cara pembelajaran di mana dominasi guru
berkurang, siswa menjadi aktif sehingga pusat pembelajaran ada pada siswa (Ali
Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:272).
Strategi
ekspositori adalah strategi yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Terdapat
beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, strategi
ekspositori dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal. Kedua,
biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menutut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajarn adalah penguasaan
materi pelajaran itu sendiri. Strategi ekspositori akan efektif
manakala:
a.
Guru akan
menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa (overview). Materi yang disampaikan adalah materi dasar
seperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktivitas, dan lain
sebagainya.
b.
Apabila guru
menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya
agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat
mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
c.
Jika bahan
pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan.
d.
Apabila siswa
memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk
seluruh siswa.
e.
Apabila guru
mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah (low
achieving students).
f.
Jika lingkungan
tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa, misalnya
tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan (Wina Sanjaya, 2011:180).
2.
Prinsip-Prinsip
Penggunaan Strategi Ekspositori
Dalam
penggunaan strategi ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru, yaitu :
a.
Berorientasi
pada Tujuan
Sebelum
strategi ini diterapkan, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas
dan terukur. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa.
b.
Prinsip
Komunikasi
Sistem
komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh
penerima pesan secara utuh dan sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak
efektif manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang
disampaikan. Sebagai suatu strategi yang menekankan pada proses penyampaian,
maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
diperhatikan (Wina Sanjaya, 2011:181)
c.
Prinsip
Kesiapan
Dalam
teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar.
Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan
cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan;
sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang
muncul manakala dirinya dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita
tarik dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi
sebagai stimulus yang diberikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka
dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
Oleh karena itu, sebelum kita menyampaiakn informasi terlebih dahulu kita
yakinkan apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis
informasi yang akan disampaikan atau belum, kalau seandainya belum maka
terlebih dahulu harus kita selesaikan dahulu file yang akan menampung setiap
informasi yang akan kita sampaikan.
d.
Prinsip
Berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat
itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
3.
Prosedur
Pelaksanaan Strategi Ekspositori
a.
Rumuskan Tujuan
yang Ingin Dicapai
Merumuskan
tujuan adalah langkah utama yang harus disiapkan guru. Tujuan yang spesifik,
dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai. Dengan demikian, melalui
tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran
juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.
Sering
terjadi proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan
pembahasan yang dilakukannya sehingga materi pelajaran menjadi melebar, tidak
fokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas,
hal ini tidak akan terjadi. Sebab tujuan yang akan dicapai akan menjadi faktor
pengingat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
b.
Kuasai Materi
pelajaran dengan Baik
Penguasaan
materi dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori.
Penguasaan materi yang sempurna, akan akan membuat kepercayaan diriguru
meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas bergerak;
berani menatap siswa; tidak takut dengan perilaku-perilaku siswayang dapat
mengganggu jalannya proses pembelajaran; dan lain-lainnya.
Agar
guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama,
pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan
masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran
sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang akan
disampaikan untuk memandu dalam penyajian agar tidak melebar Wina Sanjaya,
2011:184).
c.
Kenali Medan
dan Berbagai Hal yang Dapat Memengaruhui Proses Penyampaian
Beberapa
hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya, pertama,
latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi, misalnya kemampuan
dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
minat dan gaya belajar siswa, dan lain sebagainya. Kedua, kondisi
ruangan, baik manyangkut luas dan besarnya ruangan, pencahayaan , posisi tempat
duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.
Ada
beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a.
Persiapan (preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan ini adalah:
1)
Mengajak siswa
keluar dari kondisi mental yang pasif.
2)
Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3)
Merangsang dan
menggugah rasa ingin tahu siswa.
4)
Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b.
Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipiirkan oleh setiap
guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan
mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
c.
Korelasi (Correlationi)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d.
Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari
materi pelajaran yng telah disajikan. Menyimpulkan berarti pula memberikan
keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Dengan demikian, siswa
tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya pertama, dengan cara mengulang kembali
inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan.
e.
Mengaplikasikan
(Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini
diantaranya, pertama dengan membuat tugas yang relevan dengan materi
yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan
materi pelajaran yang telah disajikan.
4.
Keunggulan dan
Kelamahan Strategi Ekspositori
a.
Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran
yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya:
1)
Dengan strategi
pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)
Strategi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
3)
Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) rentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)
Strategi pembelajaran
ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar (Wina
Sanjaya, 2011:190).
5)
Tepat untuk
pemahaman konsep. Operasional, prosedural, fakta, ketrampilan.
6)
Siswa aktif dan
senang belajar matematika ketika latihan berkelompok mengerjakan soal yang
diberikan guru atau soal dari buku paket.
7)
Guru
termotivasi untuk aktif memebimbing dalam latihan berkelompok (Ali Hamzah dan
Muhlisrarini, 2014:273).
b.
Kelemahan
Disamping
memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga
memiliki kelemahan, diantaranya:
1)
Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memilki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2)
Strategi ini
tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbdaan gaya
belajar.
3)
Karena strategi
lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan
siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
4)
Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat antusiasme,
motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas (Wina Sanjaya, 2011:191).
5)
Kecenderungan
guru yang berperan dalam proses pembelajaran.
6)
Siswa segan
mengemukakan pendapat atau bertanya ketika selesai penyajian.
7)
Siswa malu maju
kemuka ketika diminta guru untuk menyelesaikan soal di papan tulis (Ali Hamzah
dan Muhlisrarini, 2014:274).